Jangan Sampai Salah! Ini Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Ditengah musim pandemi seperti saat ini, penyebaran virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit harus dihalau dengan berbagai cara. Salah satu tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan cara rutin menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. Penggunaan antiseptik dan disinfektan dapat menjadi langkah tepat untuk dilakukan.

Kedua bahan ini memiliki fungsi untuk menjaga kebersihan dan higienitas, tetapi jangan sampai anda salah dalam menggunakan kedua bahan ini. Karena sebenarnya, kedua bahan ini adalah sesuatu yang berbeda satu sama lain. Ingin tahu lebih apa saja perbedaan antiseptik dan disinfektan? Simak penjabaran mengenai kedua bahan ini disini!

Mengenal Antiseptik dan Manfaatnya

Antiseptik adalah bahan kimia yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme hingga membunuh kuman pada tubuh manusia. Penggunaan antiseptik pada umumnya digunakan saat bagian tubuh manusia mengalami luka, juga digunakan saat akan dilakukan tindakan operasi atau prosedur tertentu dengan tujuan mengurangi risiko infeksi.

Antiseptik biasanya digunakan untuk cuci tangan, disinfeksi kulit, perawatan kulit terinfeksi, dan obat kumur. Antiseptik adalah bahan kimia yang mampu menghancurkan atau menghambat mikroorganisme yang terdapat dalam jaringan hidup. Caranya adalah dengan membatasi atau mencegah infeksi yang membahayakan.

Bahan Aktif untuk Membuat Antiseptik

Untuk mendapatkan efektifitas kinerja suatu antiseptik, diperlukan penggunaan bahan aktif yang tepat agar kinerjanya maksimal. Berikut ini beberapa bahan aktif untuk membuat antiseptik yang perlu anda ketahui:

  • Chlorexidine, biasanya bahan ini digunakan untuk antiseptik pembersih luka terbuka.
  • Antibacterial dye, bahan ini sering digunakan untuk merawat luka akibat jatuh dan dapat juga digunakan sebagai antiseptik luka bakar.
  • Peroxide dan permanganate adalah bahan yang pada umumnya digunakan pada obat kumur. Bahan ini mengandung antiseptik dan dapat digunakan pada luka terbuka.
  • Turunan halogenated phenol, umumnya bahan ini digunakan dalam sabun bagi rumah sakit dan prosedur medis, serta banyak pula digunakan pada cairan pembersih.
  • Povidine iodine, bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan luka yang terkontaminasi, area tubuh yang akan dioperasi, hingga untuk membersihkan area kulit yang masih sehat.
  • Alkohol. Alkohol dengan konsentrasi 60%-70% lebih efektif sebagai antiseptik dibandingkan dengan alkohol yang memiliki konsentrasi 90%-95%. Karena mempertimbangkan tingkat sensitifitas pada kulit manusia.

Mengenal Disinfektan dan Manfaatnya

Disinfektan saat ini banyak digunakan untuk mencegah penyebaran pandemic virus corona. Penyemprotan dengan disinfektan dianggap efektif dilakukan sebagai langkah preventif untuk menangani permasalahan ini. Dapat diartikan, disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan.

Pada dasarnya, disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengurangi jumlah mikroorganisme yang tidak diharapkan pada suatu ruangan atau benda, misalnya bakteri, jamur, dan virus. Penggunaan disinfektan lebih direkomendasikan untuk benda mati, bukan untuk digunakan pada tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya.

Penggunaan disinfektan disarankan untuk dilakukan pada benda-benda yang sering disentuh atau digunakan oleh banyak orang, seperti pada kursi, meja, gagang pintu, dan benda-benda lainnya. Selain itu penyemprotan cairan disinfektan juga perlu dilakukan pada berbagai fasilitas umum yang sering dikunjungi banyak orang. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona seperti saat ini maupun penyebaran penyakit lainnya. Banyak fasilitas umum yang perlu disemprot dengan disinfektan diantaranya adalah pasar, sekolah, tempat ibadah, taman, dan berbagai fasilitas publik lainnya.

Bahan Aktif untuk Membuat Disinfektan

Agar disinfektan memiliki tingkat efisiensi tinggi, maka diperlukan penggunaan bahan aktif yang tepat dan berkualitas. Berikut ini beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan disinfektan:

  • Glutaraldehyde 2%. Bahan ini biasanya digunakan sebagai disinfektan pada alat-alat operasi yang tidak bisa disterilkan menggunakan suhu panas. Bahan ini juga dapat digunakan untuk disinfeksi permukaan benda-benda lainnya seperti disinfektan pada umumnya.
  • Chloroxylenol 5%. Bahan ini sebenarnya bisa digunakan untuk bahan antiseptik maupun disinfektan. Biasanya, penggunaan chloroxylenol dipakai untuk membersihkan alat-alat medis. Cara aplikasinya biasa dilakukan dengan cara direndam menggunakan campuran alkohol 70%.
  • Sodium Hypochlorite (NaClO) atau biasa kita kenal sebagai kaporit adalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat disinfektan. selain untuk membersihkan kolam renang, bahan ini sangat efektif untuk digunakan sebagai disinfeksi permukaan barang-barang yang sering disentuh maupun pada lokasi publik.

Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Meski sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan dan higienitas, kedua bahan ini tentu saja berbeda. Baik dari segi media aplikasinya maupun dari bahan aktif pembuatannya kedua bahan ini juga memiliki perbedaan.

https://www.catkayu.com/wp-content/uploads/2020/03/Perbedaan-Antiseptik-dan-Disinfektan.png

Antiseptik biasanya digunakan untuk makhluk hidup seperti manusia atau hewan. Penggunaan antiseptik biasanya untuk cuci tangan, disinfeksi kulit, perawatan kulit terinfeksi, dan obat kumur. Sementara disinfektan biasanya digunakan untuk benda mati seperti ruangan, lantai, peralatan, dan kamar mandi.

Bahan yang biasanya digunakan untuk antiseptik adalah bahan kimia yang lebih ramah terhadap kulit manusia, sedangkan bahan yang digunakan untuk disinfektan adalah bahan kimia yang kadarnya cukup tinggi dan mampu menyebabkan iritasi pada kulit manusia. Oleh karena itu, penggunaan kedua bahan ini juga berbeda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *